Terapi dengan Air Zamzam
Oleh : Dr. H. Nurul Kawakib, SpB*
“Air zamzamnya mana ? Apakah air zamzamnya masih ada ?” Pertanyaan ini sering diucapkan oleh para kerabat dan tamu yang datang pada jamaah haji yang baru pulang dari tanah suci, karena manfaat-manfaat dari air zamzam sebagai terapi (pengobatan).
Dari sejarah diketahui, air zamzam merupakan minuman Nabi Ismail AS dan ibunya Siti Hajar AS. Para sejarawan menyebutkan bahwa Ibrahim AS datang membawa Siti Hajar AS dan anaknya Ismail AS ke Baitul Haram dan menempatkan mereka dekat Baitullah. Kemudian meninggalkan mereka. Ketika bekal air habis, Siti Hajar AS meninggalkan anaknya dan beliau mulai berjalan hingga sampai ke puncak bukit Safa, lalu bergegas turun menuju ke puncak bukit Marwah. Ismail AS mulai kelaparan, menjerit-jerit dan menghentak-hentak tanah. Tiba-tiba air itu menyembur dari bawah kedua kakinya, lalu Siti Hajar AS datang dan mulai menangkupinya seraya berkata, “zamzam/ berkumpullah.” Ketika Siti Hajar RA telah meminum air zamzam, seketika itu juga ia bisa menyusui Nabi Ismail AS dan air susunya semakin bertambah berkat air zamzam.
Air zamzam merupakan minuman Nabi SAW, dan saat ini juga menjadi minuman untuk para jamaah haji serta menjadi oleh-oleh bagi kaum kerabat di negerinya masing-masing, yang ternyata dapat sebagai terapi.
Terapi dengan air zamzam telah dilakukan oleh Jibril AS kepada Nabi SAW. Diriwayatkan dalam berbagai hadis, bahwa hati Nabi SAW diterapi Jibril AS dengan dicuci air zamzam, saat kanak-kanak sebelum menjadi Rasul dan saat akan di isra’ mi’rajkan oleh Allah SWT.
Anas bin Malik RA mengatakan bahwa Jibril AS pernah mendatangi Nabi SAW, ketika Nabi SAW tengah bermain bersama anak-anak lain. Lalu Jibril memegangnya dan Nabi SAW telah jatuh pingsan, kemudian Jibril AS mengeluarkan hati Nabi SAW, membelahnya dan mengeluarkan segumpal darah dari dalamnya, seraya berkata, “Ini adalah bagian syaitan dari dirimu.” Jibril AS mencucinya dengan air zamzam, lalu memperbaikinya, lalu mengembalikan kembali ketempatnya.
Malik bin Sha’sha’ah RA meriwayatkan, Nabi SAW telah bersabda, “Ketika aku berada di sisi Baitullah antara tidur dan jaga, tiba-tiba aku mendengar, ’Salah satu dari tiga diantara dua pemuda.’ Lalu aku didatanginya dan dibawa pergi, selanjutnya aku dibawakan sebuah mangkuk besar dari emas yang di dalamnya terdapat air zamzam. Kemudian dadaku dibedah sampai begini dan begitu.”
Terapi dengan air zamzam tergantung atas niatnya. Apabila ia berniat untuk sembuh, Allah SWT akan menyembuhkannya. Apabila ia berniat untuk kenyang, maka Allah SWT akan mengenyangkannya.Apabila ia berniat untuk menghilangkan dahaganya, Allah SWT akan menghilangkan dahaganya. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Air zamzam dapat sebagai terapi segala penyakit, sebagaimana doa yang biasa diajarkan dan dibaca para jamaah haji dan umroh, yaitu doa dari Ibnu Abbas RA. Ibnu Abbas RA pernah melihat seorang pemuda hendak minum air zamzam, kemudian ditanyanya pemuda itu, “Tahukah kamu bagaimana seharusnya air zamzam itu diminum ?” pemuda itu menjawab, “Lalu bagaimana seharusnya aku meminum air zamzam itu wahai Abu Abbas?” Dia menjawab, “Apabila engkau hendak minum air zamzam, ambillah darinya kemudian menghadaplah ke arah kiblat, dan ucapkan Bismillah, bernafaslah tiga kali dan minumlah sampai puas. Bila telah selesai, ucapkan Alhamdlillah dan berdoa “Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an wa rizqan wasi’an wa syifa’an min kulli da’in/ Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit.”
Dari segi medis disebutkan air zamzam kaya mineral sehingga berkhasiat untuk berbagai penyakit. Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa air zamzam adalah air murni yang tidak berwarna ataupun berbau dengan rasa alkali karena kadar keasamannya adalah 7,5. Ia mengandung 30 jenis mineral. Kandungan terbanyak pada air zamzam adalah Natrium, Magnesium dan Fluor. Penelitian menyebutkan bahwa air zamzam tidak mengandung kuman dan berdasarkan kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) air Zamzam bukan hanya layak minum tapi juga bermanfaat untuk terapi.
Diriwayatkan oleh Bukhari, dahulu ketika Siti Hajar AS telah meminum air zamzam seketika itu juga ia bisa menyusui Nabi Ismail AS dan air susunya bertambah berkat air berkah tersebut. Menurut dr. Bahar A. SpB (K) Onk, dokter ahli bedah konsultan onkologi, hal tersebut mungkin berhubungan dengan peran Deoxyribonucleic Acid (DNA) dalam pembentukan protein. Dengan kata lain, kelengkapan mineral air zamzam dapat membuka sandi DNA.
Dalam dunia kedokteran DNA adalah bahan genetis yang tersusun dalam gen dan memuat program induk pembuatan protein untuk aktivitas sel. Dengan demikian, ia menentukan fungsi setiap sel dan pada akhirnya pada keseluruhan tubuh. Allah SWT mengizinkannya untuk bekerja (sunatullah) sesudah memecahnya menjadi Ribinucleic Acid (RNA) suatu program aplikasi. Tanpa RNA, DNA belum bisa disebut, karena tidak berfungsi atau belum merupakan sesuatu yang dapat disebut. Tidaklah sulit memahami bahwa kelainan DNA dan atau RNA menyebabkan cacat program dengan munculnya berbagai kerusakan atau kejanggalan pengorganisasian bentuk dan susunan sel.
Kebanyakan penyakit berhubungan dengan gen (plasma pembawa sifat yang diwariskan oleh sifat bawaan pertama yaitu orangtua, kakek dan seterusnya ke atas). Informasi yang terkandung di dalamnya dapat membuat rentan terhadap berbagai penyakit kronik dan infeksi. Penyakit yang berhubungan dengan gen antara lain payudara, jantung, DM, Alzheimer, kelainan jiwa, sendi, paru dan kelainan darah.
Pembuktian dari Nabi SAW dan para pengikutnya telah banyak disebutkan, bahkan Laila Al-Hulw dari Maroko telah membuktikan kesembuhan menggunakan terapi dengan air zamzam pada kanker payudara yang dideritanya, yang menurut ilmu bedah sudah terapi paliatif atau tidak bisa disembuhkan lagi (stadium empat). Wallahua’lam.
* Penulis adalah dokter ahli bedah RSI NU Lamongan dan Jamaah Haji 1430 H/2009 M.
Minggu, 20 Desember 2009
Langganan:
Postingan (Atom)